Jul 10, 2007

Hikmah dibalik sebuah kejadian




Pada saat Allah SWT ingin memberikan pengetahuan hikmah kepada Nabi Musa as, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Musa as berada di suatu tempat yang agak tinggi, agak jauh dari sebuah danau. Dari tempat tsb Nabi Musa as dapat dengan leluasa mengamati segala rangkaian peristiwa yang terjadi di pinggir danau tsb. Dan Nabi Musa as diperintahkan Allah SWT untuk mengamati seluruh rangkaian peristiwa yang terjadi di tepi danau.

Pertama kali yanga disaksikan Nabi Musa as adalah datanglah seorang musafir (musafir 1) melepas lelah. Musafir itu berniat membersihkan tubuhnya mandi di danau. Sebelum ia turun ke danau, diambilnya perhiasan emas yang dibawanya dan kemudian ia sembunyikan di bawah bongkahan batu besar. Selesai mandi berkemaslah musafir itu hendak melanjutkan perjalanannya, namun ia luput membawa perhiasan yg tadi disembunyikan.
Tak lama berselang datang seorang anak gembala bersama hewan gembalaannya. Anak itu ingin membasuh badan dan beristirahat, namun alangkah kagetnya tanpa sengaja ia menemukan perhiasan yang disembunyikan musafir tadi.. dan karena berfikir tidak ada yg memilikinya maka selesai melepas lelah anak gembala itu pulang bersama gembalaannya dan barang temuannya tsb dengan penuh suka cita.
Setelahnya datang musafir lain (musafir 2) yang ingin beristirahat melepas lelah, dia berbaring di atas rerumputan dan tertidur. Sementara musafir 2 tertidur, datang kembali musafir 1 yang ingin mengambil perhiasan yang tadi ia tinggalkan. Segera dia mencarinya namun tidak menemukan pada tempatnya. Dia melihat ada seseorang (musafir 2) yang tengah tidur di dekat situ, dia pun membangunkan orang itu & menanyakan dengan curiga perihal harta yang raib. Musafir 2 mengatakan bahwa ia tidak tahu menahu perihal perhiasan tersebut. Namun musafir 1 bahkan menuduh bahwa musafir 2 telah mengambil hartanya. Hingga terjadi perkelahian, yang mengakibatkan musafir 2 dibunuh oleh musafir 1..

Seluruh rangkaian peristiwa tsb diperhatikan dengan seksama oleh Nabi Musa as. Beliau tertegun dan merenung menyaksikan peristiwa yang terjadi di depan matanya. Apa makna sesungguhnya dari peristiwa itu beliau belum tahu. Semua masih gelap bagi Nabi Musa as.

Selagi Nabi Musa as tertegun merenungkan peristiwa yang dilihatnya beliau menerima wahyu dari Allah SWT, " Hai Musa, seluruh rangkaian peristiwa yang kamu lihat tadi adalah KeadilanKu semata. Apa yang menurut pandanganmu tidak adil, tetapi bagiKu adalah adil".

Bertambah heran Nabi Musa as menerima wahyu tsb karena menurut pandangan Nabi Musa as apa yang disaksikan tiada lain adalah kemungkaran dan kezaliman, namun menurut wahyu Allah SWT adalah keadilan. Nabi Musa as tidak habis pikir dimana letak keadilan Allah SWT maksudkan? Bukanlah perbuatan gembala kambing mengambil perhiasan emas yang bukan miliknya adalah perbuatan mencuri yang berarti perbuatan mungkar? Kemudian orang yang sedang enak-enaknya istirahat, tidak melakukan apa-apa, bersih dari perbuatan dosa, lalu dituduh menyembunyikan emas permata. Bukankah ini suatu fitnah? Dan yang lebih sadis lagi orang yang tidak bersalah akhirnya mati dibunuh. Adilkah ini?

Berbagai macam pikiran berkecamuk dalam benak Nabi Musa as. Misteri apa yang ada dibalik peristiwa ini? Nabi Musa as tidak dapat memecahkannya. Akhirnya Nabi Musa as pasrah menunggu takwil dari Allah SWT membuka misteri tsb.

Kemudian Allah SWT menurunkan wahyu lagi kepada Nabi Musa as yang sedang kebingungan, "Hai Musa, marilah Ku terangkan takwil seluruh rangkaian peristiwa yang kamu saksikan tadi. Hai Musa, kamu berpandangan bahwa yang kamu saksikan adalah suatu kemungkaran, fitnah dan kezaliman semata karena kamu hanya menyaksikan peristiwa yang terjadi pada hari ini dan tidak menyaksikan peristiwa-peristiwa di hari kemarin dan akan berakibat pula pada hari esok. Hai Musa, pada hari-hari kemarin telah terjadi perampokan dan peristiwa tsb ada kaitannya dengan seluruh peristiwa yang kamu saksikan di tepi danau tadi. Ketahuilah, adapun orang pertama yang datang di tepi danau dia adalah seorang pelayan yang majikannya dibunuh oleh perampok. Ia berhasil menyelamatkan diri dan menyelamatkan sebagian harta majikannya yang berupa emas. Harta tsb akan diserahkan kepada ahli warisnya, yang ternyata si gembala adalah satu-satunya ahli waris majikan pelayan tsb. Jadi harta yang dibawa pelayan sekarang telah berada di tempat yang berhak memilikinya. Dan orang ketiga yang datang kemudian, yang menurut pandanganmu adalah orang yang bersih dari dosa sesungguhnya dia adalah perampok yang telah membunuh majikan pelayan. Dan pelayan tsb telah berhasil membunuh perampok itu. Hai Musa, demikianlah AKU menegakkan Keadilan dengan IlmuKu, dan tidak AKU membuka rahasia tabir misteri peristiwa yang kamu saksikan selama ini karena AKU ingin memberikan kepadamu suatu hikmah di akhir riwayat".